APA ITU NANOTEKNOLOGI ? APA PENTINGNYA NANOTEKNOLOGI ?

14 05 2023

APA ITU NANOTEKNOLOGI?

Nanoteknologi adalah bidang ilmu yang berkaitan dengan manipulasi dan pengembangan bahan dan perangkat pada skala nanometer (1-100 nanometer). Ini melibatkan manipulasi material pada skala atom dan molekul, dan menghasilkan bahan dengan sifat unik yang tidak dapat ditemukan dalam bahan alami atau bahkan bahan buatan lainnya. Dalam praktiknya, nanoteknologi digunakan dalam berbagai bidang, seperti elektronik, kedokteran, energi, dan lingkungan. Beberapa contoh penggunaan nanoteknologi termasuk pembuatan sensor yang sangat sensitif, pengembangan perangkat semikonduktor yang lebih kecil dan lebih cepat, serta pengembangan nanomaterial yang digunakan untuk membersihkan air dan tanah terkontaminasi.

APAKAH PENTINGNYA NANOTEKNOLOGI?

Pentingnya nanoteknologi terletak pada potensi besar untuk mengembangkan solusi dan teknologi baru yang dapat digunakan untuk mengatasi banyak masalah dunia, seperti kesehatan, energi, lingkungan, dan teknologi informasi.

Di bidang Kesehatan, Nanoteknologi dapat digunakan untuk menciptakan perangkat medis dan terapi yang lebih efektif dan efisien dalam memerangi penyakit. Misalnya, pengembangan teknologi terapi kanker yang lebih presisi dan dapat menghindari kerusakan sel-sel sehat.

Di bidang Energi, Nanoteknologi dapat digunakan dalam pengembangan teknologi energi terbarukan seperti sel surya yang lebih efisien dan baterai yang lebih kuat.

Di bidang Lingkungan, Nanoteknologi dapat digunakan untuk menciptakan material dan produk yang ramah lingkungan, seperti pelapisan bahan kimia yang ramah lingkungan dan filter air yang dapat menghilangkan polutan dan limbah.

Di bidang Teknologi Informasi, Nanoteknologi juga dapat digunakan dalam pengembangan komputer dan perangkat elektronik yang lebih kecil, cepat, dan efisien.

Dengan demikian, nanoteknologi dapat membawa perubahan besar dalam berbagai bidang kehidupan dan memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara keseluruhan. Namun, perlu diingat bahwa seperti halnya teknologi lainnya, penggunaan nanoteknologi juga harus diimbangi dengan pertimbangan etika, keamanan, dan dampak sosial.

NANOTEKNOLOGI BAGI KESEJAHTERAAN MANUSIA:

Berikut adalah beberapa ide yang dapat dimunculkan terkait pemanfaatan nanoteknologi bagi kesejahteraan manusia:

Pengobatan yang Lebih Efektif dan Aman: Nanoteknologi dapat digunakan untuk mengembangkan obat-obatan baru yang lebih efektif dalam menargetkan sel-sel kanker atau penyakit lainnya dengan lebih akurat. Selain itu, nanoteknologi juga dapat membantu mengurangi efek samping dari obat-obatan dan memperpanjang masa aktifnya di dalam tubuh manusia.

Bahan Material yang Lebih Kuat dan Ringan: Nanoteknologi dapat digunakan untuk menciptakan bahan material baru yang lebih kuat, lebih ringan dan lebih tahan lama daripada bahan-bahan konvensional seperti baja atau aluminium. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan kinerja dalam berbagai industri seperti otomotif, penerbangan dan konstruksi.

Perangkat Elektronik yang Lebih Cepat dan Efisien: Nanoteknologi juga dapat digunakan untuk mengembangkan perangkat elektronik yang lebih kecil, lebih cepat, dan lebih efisien. Ini dapat meningkatkan kinerja berbagai perangkat elektronik seperti komputer, smartphone, dan sensor, sehingga memudahkan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

Pembersih Lingkungan yang Lebih Efektif: Nanoteknologi juga dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi pembersih lingkungan yang lebih efektif, seperti teknologi filtrasi udara atau air yang lebih efisien dalam menghilangkan polutan dan zat berbahaya lainnya.

Pengembangan Energi Terbarukan: Nanoteknologi juga dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi energi terbarukan yang lebih efektif dan murah seperti sel surya, baterai dan pengembangan teknologi pembangkit listrik berbasis hidrogen.

Dalam keseluruhan, pemanfaatan nanoteknologi memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesejahteraan manusia melalui berbagai bidang kehidupan. Namun, perlu diingat juga bahwa peran etika dan keselamatan sangat penting dalam pemanfaatan nanoteknologi agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan.





CARA MENENTUKAN LETAK UNSUR DALAM SISTEM PERIODIK

22 02 2023

Cara menentukan letak unsur dalam Sistem Periodik Unsur yaitu:

Letak Golongan, dan Periode unsur-Unsur Blok S: Unsur unsur Golongan Logam Alkali (IA) dan Golongan Alkali Tanah (II) A ditambah unsur H dan He.

Letak Golongan, dan Periode unsur-Unsur Blok P: Unsur unsur Golongan IIIA s/d Golongan VIII A.

Letak Golongan, dan Periode unsur-Unsur Blok D: Unsur unsur Golongan Logam Transisi Golongan B.

Letak Golongan, dan Periode unsur-Unsur Blok F: Unsur-unsur Golongan Lantanida dan Aktinida

☑️LINK VIDEO

🔴Cara menentukan Golongan dan Periode Unsur Blok S

🔴Cara menentukan Golongan dan Periode Unsur Blok P

🔴Cara menentukan Golongan dan Periode Unsur Blok D

🔴Cara menentukan Golongan dan Periode Unsur Blok F

☑️PAK GIE Subscribe BELAJAR BERSAMA PAK GIE





PEMBAHASAN SOAL UJI PEMAHAMAN HK DASAR KIMIA

22 02 2023

Pembahasan soal Kimia Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia dari buku IPA KIMIA Untuk SMA/MA Kelas X (Fase E) Unggul Sudarmo Penerbit Erlangga BAB 4, Uji Pemahaman Halaman 104-106.

LINK VIDEO

🔴Soal Nomor 1 🔴Soal Nomor 8

🔴Soal Nomor 2 🔴Soal Nomor 9,10

🔴Soal Nomor 3 🔴Soal Nomor 11

🔴Soal Nomor 4 🔴Soal Nomor 12

🔴Soal Nomor 5 🔴Soal Nomor 13

🔴Soal Nomor 6 🔴Soal Nomor 14

🔴Soal Nomor 7 🔴Soal Nomor 15

#️⃣hukumdasarkimia





CARA MENENTUKAN LETAK UNSUR DALAM SISTEM PERIODIK (BLOK s, p, d, f)

12 01 2023




Kimia Hijau untuk Penanganan Perubahan Iklim, Menjaga Ekosistem Laut dan Menjaga Ekosistem Darat

27 08 2022

Apa itu perubahan iklim?

Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca yaitu gas karbon dioksida (CO2), gas nitrogen dioksida (NO2), gas metana (CH4), dan freon.

Perubahan iklim menjadi masalah global yang harus segera diatasi. Dampak perubahan iklim tidak hanya mengenai lingkungan, namun juga kehidupan di muka Bumi. Apa saja dampak perubahan iklim? Dilansir dari European Comission, berikut adalah dampak perubahan iklim:

Gunung Es Mencair

Gunung es yang mencair terjadi akibat pemanasan global. Tingginya suhu permukaan bumi saat ini membuat es di kutub terus mencair. Akibat dari gunung es yang mencair adalah meningkatnya permukaan air laut yang menyebabkan banjir skala besar dan erosi di pesisir dan dataran rendah.

Cuaca ekstrem

Cuaca ekstrem muncul akibat meningkatnya tekanan udara di wilayah yang jauh dari garis khatulistiwa. Tekanan ini meningkat akibat meningkatnya suhu Bumi sebagai dampak dari pemanasan global. Hasilnya, cuaca ekstrem akan menghasilkan durasi dan volume hujan yang lebih deras, serta musim dingin yang lebih lama. Sebaliknya, musim panas juga akan berlangsung lebih lama dengan suhu yang lebih panas. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kualitas air dan membahayakan cadangan air bersih yang tersedia untuk kehidupan manusia. Bahkan, beberapa wilayah mungkin akan mengalami kekeringan yang panjang.

Risiko terhadap kesehatan

Terdapat dua dampak yang bisa timbul akibat perubahan iklim pada kesehatan manusia:

  • Meningkatnya kematian akibat cuaca terlalu panas atau terlalu dingin
  • Meningkatnya penyakit yang ditularkan melalui air

Kerugian ekonomi

Perubahan iklim membuat perubahan besar-besaran dalam infrastruktur. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi, terutama pada sektor yang dipengaruhi curah hujan, seperti pertanian, perhutanan, energi, dan pariwisata.

Makhluk hidup terancam punah

Berbagai spesies tumbuhan dan hewan berusaha bertahan hidup melawan perubahan iklim yang terjadi tanpa kontrol. Tidak hanya di darat, berbagai hewan di perairan juga harus beradaptasi untuk bertahan hidup. Jika tidak segera diatasi, maka spesies-spesies yang rentan akan punah. Itu dia dampak perubahan iklim yang telah terjadi dan akan terjadi jika kita tidak segera melakukan aksi untuk memperbaikinya. Jadi, sebelum kondisinya semakin parah, apa kamu mau untuk menyelamatkan bumi kita?

Sumber:

https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/22/180000623/begini-dampak-perubahan-iklim-jika-tidak-segera-diatasi





Kimia Hijau & Agenda Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) 2030 PBB

21 08 2022

APA ITU TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN?

Tujuan pembangunan berkelanjutan yang disingkat TPB atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sustainable Development Goals atau yang lebih dikenal dengan sebutan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan memiliki target waktu yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda pembangunan dunia untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi.

Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas pemerintahan yang dideklarasikan pada 25 September 2015 sebagai Ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. Dalam dokumen ini terdapat 17 tujuan dengan 169 target yang meliputi masalah-masalah pembangunan yang berkelanjutan.

17 tujuan yang disepakati oleh 193 negara pada bulan September 2015 tersebut adalah :

  1. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun.
  2. Menghilangkan kelapa mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan
  3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia
  4. Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang Hayat untuk semua
  5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan
  6. Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua
  7. Menjamin akses energi yang terjangkau andal berkelanjutan dan modern untuk semua
  8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh serta pekerjaan yang layak untuk semua
  9. Membangun infrastruktur yang tangguh peningkatan industri inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi
  10. Mengurangi kesenjangan intra dan antar negara
  11. Menjadikan kota dan permukaan inklusif aman tangguh dan berkelanjutan
  12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
  13. Mengambil langkah dan tindakan darurat yang diperlukan untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya
  14. Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan
  15. Melindungi merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan mengelola hutan secara lestari menghentikan penggurunan memulihkan degradasi lahan serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati
  16. Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua dan membangun kelembagaan yang efektif akuntabel dan inklusif di semua tingkatan
  17. Menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan Global untuk pembangunan berkelanjutan.

TPB atau SDGs memfokuskan pada tiga dimensi pembangunan yaitu pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, pembangunan lingkungan yang saling terkait dan terintegrasi dengan didukung oleh pembangunan yang inklusif dan sarana pelaksanaannya.

Prinsip Kimia Hijau terintegrasi dalam agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yaitu agenda nomor 3, 6, 7, 13, 14 dan 15.





Biodiesel (BBN), Sumber Energi Yang  Dapat Diperbarui, Sebagai Penerapan Prinsip Kimia Hijau Dalam Mendukung Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030

16 08 2022

Sektor energi memiliki peranan penting dan menjadi faktor strategis bagi perekonomian. Dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional pemerintah telah menetapkan arah kebijakan. Salah satunya melalui pemenuhan kebutuhan energi dengan mengutamakan peningkatan energi baru terbarukan.

Untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan menjadi sebesar 23% pada tahun 2025, sejak tahun 2016 pemerintah memberlakukan peningkatan pencampuran pemanfaatan bahan bakar nabati khususnya biodiesel menjadi sebesar 20% atau B-20.

Mulai awal tahun 2020 mandatory pencampuran biodiesel menjadi 30% atau B-30 telah diimplementasikan di seluruh Indonesia. Secara teknis B-30 adalah bahan bakar yang terdiri dari campuran 70% BBM jenis minyak solar dan 30% BBM jenis biodiesel.

APA ITU BIODIESEL ?

Biodiesel adalah bahan bakar nabati yang dihasilkan dari bahan baku hayati dan biomassa lainnya yang diproses secara trans-esterfikasi atau esterifikasi. Proses ini menyederhanakan rantai senyawa trigliserida menjadi rantai metil ester monogliserida dengan alkohol rantai pendek seperti metanol

Senyawa metil ester inilah yang dikenal dengan biodiesel murni atau biasa disebut dengan Ester Metil Asam Lemak atau Fatty Acid Methyl Ester yang disingkat FAME.

Minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel dapat dihasilkan dari kurang lebih 50 sampai dengan 60 spesies tanaman. Beberapa diantaranya seperti kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, kemiri, kemiri sunan, nyamplung, malapari, biji karet, bunga matahari dan tanaman lainnya. Namun minyak nabati yang dihasilkan jumlahnya berbeda-beda tergantung jenis tanamannya.

Di Indonesia bahan bakar nabati umumnya dihasilkan dari kelapa sawit atau sering disebut dengan Crude Palm Oil atau CPO karena memiliki potensi dan produktivitasnya yang cukup besar.

BAGAIMANA PROSES PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT?

Bahan baku minyak nabati yang berasal dari kelapa sawit melewati berbagai proses hingga menjadi CPO. Tahap pertama adalah pemanenan buah kelapa sawit yang dilakukan oleh pekebun dengan pemilihan tandan buah segar yang telah matang dan sempurna. Selanjutnya tandan buah segar ini didistribusikan ke pabrik kelapa sawit untuk diolah menjadi CPO.

Proses pengolahan tandan buah segar menjadi CPO diawali dengan penyortiran, dan buah dimasukkan kedalam rack cage (kandang rak) yang selanjutnya dimasukkan ke dalam sterilizer, tujuannya selain sterilisasi tandan buah segar juga untuk memudahkan lepasnya brondolan buah dari tandan, mengurangi kadar air, melunakkan daging buah, sehingga memudahkan proses pelumatan dan pengepresan serta pemisahan kernel dari cangkang.

Selanjutnya tandan buah segar yang telah direbus dimasukkan ke dalam treser dan dilumatkan pada nicister untuk kemudian diperas menggunakan truckpress sehingga menghasilkan minyak sawit. Tahap terakhir yaitu diberikan pada purifier dan vacuum dryer untuk mendapatkan CPU murni.

Selain menghasilkan proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit juga akan menghasilkan beberapa produk sampingan seperti, minyak kernel dan inti sebagai bahan baku minyak inti sawit, tandan buah kosong dan serat yang dapat diolah menjadi pupuk, cangkang kelapa sawit yang dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa sedangkan limbah cair atau palm oil mill effluent dapat diolah untuk menghasilkan energi pembangkit listrik.

CPO murni yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit kemudian didistribusikan ke pabrik pengolahan CPO. Proses distribusinya dapat menggunakan angkutan darat seperti, truk tangki, kereta api maupun kapal.

CPO sendiri dapat diolah menjadi berbagai macam produk, minyak nabati sebagai bahan baku minyak goreng, krim, margarin oleokimia untuk bahan baku deterjen, pelumas, asam laurat yang digunakan dalam kosmetik dan sabun dan bahan bakar nabati jenis biodiesel.

METODE PEMBUATAN BIODIESEL

Sebagai bahan bakar utama dalam proses produksi biodiesel kualitas CPO menentukan kualitas biodiesel secara keseluruhan. Spesifikasi CPO yang dibutuhkan tidak boleh memiliki kandungan asam yang tinggi serta tidak boleh berasal dari tandan buah segar yang didiamkan terlalu lama. Selain itu spesifikasi yang berkualitas, berlaku juga pada bahan pendukung seperti bubuk pembersih dan metanol.

Tidak cukup hanya kualitas bahan baku, proses produksi juga merupakan hal yang memegang peran penting dalam proses produksi biodiesel.

Terdapat dua cara metode pembuatan biodiesel yaitu transesterifikasi atau metanolisis jika bahan baku menggunakan trigliserida dengan katalis basa dan esterifikasi jika menggunakan bahan baku asam lemak dengan katalis asam.

Untuk skala komersil produsen biodiesel di Indonesia menggunakan metode transesterifikasi, karena kecepatan reaksi katalis basa lebih cepat dari katalis asam, sekalipun pada temperatur yang relatif rendah sehingga dinilai lebih efektif dan efisien.

Secara umum tahapan proses untuk produksi biodiesel berbahan baku minyak sawit atau CPO terdiri dari beberapa tahap utama yaitu

  1. Pemurnian bahan baku CPO melalui refining proses
  2. Proses reaksi transesterifikasi dan pemisahan Gliserol
  3. Proses pemurnian biodiesel

Tahap pertama pembuatan biodiesel adalah pengolahan CPO menjadi Refined, Bleached Palm Oil (RBPO) dalam proses ini minyak kelapa sawit mentah akan dibersihkan dengan cara degumming atau pemisahan antara minyak dengan getah dan lendir. Selanjutnya CPO akan diputihkan atau bleaching dengan menggunakan material berupa bleaching earth.

RBPO yang dihasilkan ini masih mengandung residu yang berupa minyak dengan kualitas rendah yang bercampur dengan lendir dan kotoran atau sperm bleaching earth.

Kandungan asam yang terdapat dalam CPO membuat RBPO yang dihasilkan masih memiliki bau dan rasa meskipun sudah dibersihkan dalam proses degumming dan bleaching untuk itu diperlukan proses selanjutnya yaitu diodorasi atau distilasi dengan uap air sehingga menjadi produk Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil atau RBDPO.

Pengolahan RBPO hingga menjadi RBDPO akan menghasilkan output lain berupa Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), ini bukan residu biasa seperti dalam proses degumming dan bleaching.

PFAD sebagai bahan baku untuk memproduksi senyawa bioaktif khususnya Vitamin E, Phytosterol  dan Squalene sehingga dapat dijual dan menjadi salah satu produk samping dari proses pembuatan biodiesel.

Tahap kedua adalah transesterifikasi. RBDPO  yang sudah diproses melalui refining proses mengandung trigliserida atau asam lemak yang kemudian diproses secara transesterifikasi.

RBDPO akan dialirkan masuk ke dalam reaktor utama dengan ditambahkan metanol (CH3OH) dengan rate kurang lebih 10 hingga 14% dan katalis basa yang dapat berupa NaOH dan KOH dengan rate 0,5 hingga 1,5% tergantung efisiensi jenis teknologi yang digunakan.

Pada skala komersial proses transesterifikasi pada reaktor utama dilakukan pada suhu 55 hingga 60 derajat Celcius untuk memaksimalkan proses Reaksi yang terjadi dan untuk memaksimalkan produk akhir yang dihasilkannya.

Proses transesterifikasi ini akan menghasilkan 2 output berupa

  • Crude Fame atau Fatty Acid Methyl Ester dan
  • Sisa produksi berupa gliserol yang dapat digunakan untuk bahan baku berbagai industri manufaktur dan pangan seperti obat-obatan bahan makanan kosmetik pasta gigi industri kimia larutan anti beku tinta printer dan lain-lain.

Sisa metanol dapat digunakan kembali dalam proses transesterifikasi.Gliserol dan Methanol akan dipisahkan, sedangkan Crude Fame akan masuk ke tahap selanjutnya yang merupakan fase akhir dari proses produksi biodiesel.

PROSES PEMURNIAN BIODIESEL

Tahapan terakhir adalah proses pemurnian Biodiesel yang terdiri dari proses pencucian (washing) dan pengeringan (drying).

Crude Fame yang dihasilkan dari proses transesterifikasi harus dimurnikan terlebih dahulu agar dapat digunakan sebagai bahan bakar motor diesel. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang masih terdapat pada Crude Fame .

Pengotor yang masih terdapat pada Crude Fame berupa sisa metanol yang tidak bereaksi, sisa katalis NaOH atau KOH, sisa gliserol yang masih tercampur, sisa senyawa asam lemak yang tidak terkonversi dan sedikit sabun yang terbentuk selama proses transesterifikasi.

Pengotor yang masih terdapat dalam Crude Fame untuk selanjutnya dilakukan proses pencucian dengan air karena sebagian besar pengotor tersebut akan larut oleh air dan metode ini juga hemat biaya.

Pada proses ini Crude Fame dimasukkan ke dalam tangki pencucian dengan dimasukkan air bersih untuk melarutkan pengotor dan setelah itu dibuang dari tangki pencucian maka akan dihasilkan produk FAME yang telah bersih dari pengotor.

Setelah proses pencucian, FAME masih mengandung sebagian kecil air yang tercampur secara emulsi. Untuk menghasilkan biodiesel murni hasil pencucian akan dikeringkan pada kolom pengering atau dryer pada kondisi vacum 30 hingga 50 KPA dan temperatur 60 hingga 80 derajat celsius sehingga menghasilkan biodiesel murni. Inilah yang kemudian menjadi produk FAME atau biodiesel 100% yang siap didistribusikan.

Metode pendistribusian FAME, dapat dilakukan melalui pipa minyak, angkutan darat maupun angkutan laut tergantung aksesibilitas pabriknya.

METODE PENCAMURAN (BLENDING) BIODIESEL B-30

Sebelum menjadi bahan bakar  yang siap digunakan, pada kendaraan biodiesel akan melalui proses pencampuran atau blending dengan solar di terminal bahan bakar minyak yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Untuk memastikan konsistensi pada proses blending ada tiga metode pencampuran biodiesel yang saat ini diterapkan

  • Pertama, In Line Blending yakni pencampuran dilakukan pada pipa langsung sesuai dengan komposisi Fame dan solar .
  • Kedua, Tank Blending yakni pencampuran dilakukan dalam tangki yang memiliki alat pengukur tinggi cairan volume pencampuran FAME dan solar disesuaikan dengan alat pengukur tersebut dan
  • Ketiga, Splash Blending yakni pencampuran dilakukan selama pengiriman di atas kapal ketika FAME di terima solar baru dicampur kan sesuai dengan kapasitas yang diperlukan.

BAGAIMANA STANDAR MUTU BIODIESEL

Persyaratan mutu biodiesel di Indonesia menggunakan parameter standar nasional Indonesia atau SNI yang dikeluarkan oleh badan standarisasi nasional dengan nomor SNI 7182 : 2015.

Parameter standar biodiesel ini terdiri atas dua kelompok

  • pertama parameter-parameter yang nilainya lebih mewakili tingkat kesempurnaan pengolahan atau pemrosesan seperti viskositas kinematik, titik nyala (flash point), tingkat korosi bilah tembaga, angka asam dan kadar-kadar ester alkil, gliserol bebas, gliserol total, belerang, abu tersulfatkan serta air dan sedimen.
  • kedua adalah parameter-parameter yang nilainya lebih ditentukan oleh komposisi asam asam lemak bahan mentah yang digunakan, seperti angka setana, angka iodium, titik kabut (cloud point), residu karbon, massa jenis dan temperatur distilasi 90%.

Sedangkan standar dan mutu atau spesifikasi biodiesel B-100 yang akan digunakan untuk pencampuran menjadi B30 diatur dalam Keputusan Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Nomor 189 K/10/DJE/2019 tentang standar mutu spesifikasi bahan bakar nabati jenis biodiesel sebagai bahan bakar lain yang dipasarkan di dalam negeri.

Saat ini kapasitas terpasang biodiesel telah mencapai 13,4 juta KL per tahun dari 27 badan usaha niaga bahan bakar nabati yang telah memiliki izin usaha niaga bahan bakar nabati sebagai bahan bakar lain.

Demikian juga halnya dengan ketersediaan CPO sebagai bahan baku biodiesel sangat mencukupi dimana produksi CPO pada tahun 2019 mencapai 47.000000 ton dengan pembagian domestik sekitar 16,7 juta Ton dan untuk produksi biodiesel sekitar 49% dari total pemakaian domestik.

Capaian program mandatory B30 yang telah berjalan sejak awal tahun 2020 diperkirakan telah menyerap biodiesel konsumsi domestik di Indonesia sebesar 8,4 juta KL. Konsumsi penggunaan biodiesel tersebut memiliki dampak positif, seperti mengurangi impor BBM, penghematan devisa negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan kualitas lingkungan yang pada tahun 2020 diperkirakan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 22,3 juta ton CO2 .

Melalui program biodiesel dan dengan dukungan kapasitas produksi yang cukup uji kinerja atau uji Jalan pemantauan secara berkala atas kualitas dan kuantitas serta penyusunan standar nasional Indonesia pengembangan bahan bakar nabati di Indonesia akan menjadi industri yang berkelanjutan yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga mampu menjaga lingkungan agar tetap Lestari.

Sumber :KETAHANAN ENERGI INDONESIA l BIODIESEL
https://youtu.be/2esVIhQ-bZE





Proses Kimia Dalam Kehidupan Sehari-Hari Terkait Hal-Hal Yg Tidak Sesuai Dengan Prinsip Kimia Hijau

9 08 2022

Beberapa contoh proses kimia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau antara lain

  • Pembakaran sampah di udara terbuka
  • Proses mencuci menggunakan sabun dan detergen.

Saksikan video berikut ini untuk mengetahui tindakan yang dapat dilakukan sebagai solusi agar sesuai dengan prinsip kimia hijau.





12 Pinsip Kimia Hijau (Green Chemistry Principles) Dalam Mendukung Upaya Pelestarian Lingkungan.

9 08 2022

Konsep kimia hijau (green chemistry) muncul pada awal 1990an sebagai bentuk kontribusi kimiawan pada pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Tujuan dasar dari kimia hijau ini  adalah mengurangi dan menghilangkan penggunaan dan pembentukan bahan-bahan berbahaya dalam suatu proses kimia.

Prinsip-prinsip Kimia Hijau (Green Chemistry) dikembangkan oleh Paul Anastas and John Warner (ACS, 2018a), terkait dengan bahan kimia, proses, dan produk yang lebih hijau (lebih ramah lingkungan), dengan 12 prinsip yaitu :

  • Prevention (Pencegahan). Lebih baik mencegah timbulan limbah daripada mengolahnya.
  • Atom Economy (Ekonomi Atom). Metode sintetis harus dirancang untuk memaksimalkan penggabungan semua bahan baku yang digunakan dalam proses menjadi produk akhir.
  • Less Hazardous Chemical Syntheses (Sintesis Bahan Kimia Kurang Berbahaya). Jika memungkinkan, metode sintetis harus dirancang untuk menggunakan dan menghasilkan zat yang memiliki sedikit atau tidak ada toksisitas/ potensi bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
  • Designing Safer Chemicals (Merancang Bahan Kimia Yang Lebih Aman). Produk kimia harus dirancang untuk mempengaruhi fungsi yang diinginkan sambil meminimalkan toksisitasnya.
  • Safer Solvents and Auxiliaries (Pelarut dan Auxiliaries yang Lebih Aman). Penggunaan zat tambahan (misalnya, pelarut, zat pemisah, dll.) bilamana mungkin ditiadakan dan tidak berbahaya bila digunakan.
  • Design for Energy Efficiency (Merancang untuk Efisiensi Energi). Penggunaan energi dari proses kimia harus harus diminimalkan. Jika memungkinkan, metode sintetis harus dilakukan pada suhu dan tekanan rendah.
  • Use of Renewable Feedstocks (Penggunaan Bahan Baku Terbarukan). Bahan mentah atau bahan baku harus dapat diperbarui daripada menghabiskan bahan yang tak dapat diperbarui, yang secara teknis dan ekonomis dapat dilakukan. 
  • Reduce Derivatives (Mengurangi Derivatif). Derivatisasi yang tidak perlu (penggunaan gugus pemblokiran, perlindungan / deproteksi, modifikasi sementara proses fisik / kimia) harus diminimalkan atau dihindari jika mungkin, karena langkah-langkah tersebut memerlukan reagen tambahan dan mengakibatkan pemborosan. 
  • Catalysis (Katalisis). Reagen katalitik (seselektif mungkin) lebih unggul daripada reagen stoikiometri.
  • Design for Degradation (Desain untuk Degradasi). Produk-produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga pada akhir fungsi mereka akan terurai menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya dan tidak persisten di lingkungan.
  • Real-time analysis for Pollution Prevention (Analisis real-time untuk Pencegahan Polusi). Metodologi analitis perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memungkinkan pemantauan dan pengendalian proses secara real- time.
  • Inherently Safer Chemistry for Accident Prevention (Bahan Kimia yang bersifat Lebih Aman untuk Pencegahan Kecelakaan). Zat dan bentuk zat yang digunakan dalam proses kimia harus dipilih untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia, termasuk pelepasan ke lingkungan, ledakan, dan kebakaran.




Kimia Hijau (Green Chemistry) Dalam Pembangunan Berkelanjutan 2030

9 08 2022

Kimia Hijau (Green Chemistry) adalah bidang kimia yang berfokus pada pencegahan polusi. Kimia hijau (Green Chemistry) mulai dikenal secara global sejak awal tahun 1990-an, setelah Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (Environmental Protection Agency, EPA) mengeluarkan Undang-Undang pencegahan Pencemaran (Pollution Prevention Act).

Kimia hijau (Green Chemistry), merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan yang menganjurkan desain produk dan proses kimia untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan dan pembentukan senyawa-senyawa berbahaya. Bahaya bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep Kimia Hijau (Green Chemistry) ini meliputi berbagai ancaman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, toksisitas (tingkat merusaknya suatu zat), bahaya fisik, perubahan iklim global dan penipisan sumber daya alam.